Senin, 13 April 2015

Pengertian Kurikulum, Metode, Model dan Strategi

1.  METODE PEMBELAJARAN      Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun ke dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis agar mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya yaitu diantaranya:
       1. Metode Ceramah
       2. Metode Diskusi
       3. Metode Demokrasi
       4. Metode Ceramah Plus
       5. Metode eksperimental
       6. Metode Resitasi
       7. Metode Study Tour
       8. Metode Latihan Keterampilan
       9. Metode Pengajaran Beregu
      10. Peer Theaching Method
      11. Metode Pemecahan Masalah
      12. Project Method
      13. Taileren Method
      14. Metode Global
      15. Teknik Pembelajaran
      Metode pembelajaran saat ini yang paling banyak digunakan dan diterapkan oleh para guru yaitu adalah metode ceramah yang menerangkan apa yang ada di dalam buku teks hampir seluruhnya. Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bias mengerti, untuk bisa membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka berpartisipasi dengan cara praktek contohnya praktek di laboratorium, diskusi atau debat. Selain itu, seorang guru juga dituntut untuk memberikan metode pembelajaran yang kreatif.
Contoh Metode Pembelajaran
       Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode pembelajaran ini adalah metode mengajar dengan mengajak siswa mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya siswa membuat sebuah laporan dan mendiskusikan hasil kunjungan serta membukukannya didampingi oleh guru sehingga pembelajaran yang diterima langsung dengan praktek.
Metode Ceramah
Metode pembelajaran ini paling banyak diterapkan oleh para guru. Metode ini melakukan penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.  STRATEGI PEMBELAJARAN

     Dari segi definisi, secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan yang untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan /ingin dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan belajar mengajar yang melibatkan antara kegiatan guru dan anak didik untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dari pembelajaran itu sendiri.
    Menurut pendapat ahli dari Dick and Darey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu merupakan suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk memunculkan/menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya,2007:126). Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran termasuk didalamnya. Strategi pembelajaran itu disusun untuk tercapainya sebuah tujuan tertentu, sehingga dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran semuanya diarahkan dalam usahanya untuk mencapai tujuan.
     Ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru/pendidik menurut Sanjaya (2007:177-286) yaitu:
1. Strategi pembelajaran ekspositori
2. Strategi pembelajaran inkuiri
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
5. Strategi pembelajaran kooperatif
6. Strategi pembelajaran konsektual CTL
7. Strategi pembelajaran afektif
Contoh Strategi Pembelajaran
       Strategi pembelajaran aktif True or False (benar atau salah)
Strategi pembelajaran ini adalah aktifitas kolaboratif yang mengajak anak didik terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera. Strategi ini memancing kemampuan siswa agar dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan cara mengadakan sebuah perlombaan atau sejenisnya. Dari kegiatan ini, guru dapat mengukur kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran yang sebelumnya telah dipelajari.
Strategi pembelajaran Aktif yang bersinergi
      Strategi pembelajaran ini mirip dengan strategi mencari informasi melalui media atau sarana apapun yang memungkinkan mendapat sumber informasi. Namun yang berbeda dari strategi ini adalah pengalam yang berbeda dalam mempelajari materi yang sama. Paelaksanaannya yaitu siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok dibagi beberapa tempat untuk mempelajari sesuatu materi yang telah diberikan oleh guru. Setelah itu, setiap kelompok yang telah mencari informasi hasilnya disinergikan dengan kelompok lain. 
3.  MODEL PEMBELAJARAN

     Definisi dari model pembelajaran, yaitu Model Pembelajaran terbentuk apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Jadi, model pembelajaran merupakan bungkus atau sampul dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
     Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar – mengajar. (Soekanto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10)
   Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran diantaranya adalah :
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.
Contoh model pembelajaran
1. Model Pembelajaran Kolaborasi
Model pembelajaran ini menerapkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberi tugas kepada peserta didik dimana mereka akan saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Model pembelajaran ini menekankan aspek kerja sama di antara para siswa/peserta didik.
2. Model Pembelajaran Individual
Pembelajaran individu (individual learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses.
3. Model Pembelajaran Teman Sebaya
Model pembelajatran ini percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain.
Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dll.
4. Model Pembelajaran Sikap
5. Model Pembelajaran Bermain
6. Model Pembelajaran Kelompok
7. Model Pembelajaran Mandiri
8. Model Pembelajaran Multimodel
4. KURIKULUM
Pengertian Kurikulum.Kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculumdalam bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculumberasal dari bahasa latin currereyang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk. Banyak defenisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli. Defenisi-defenisi tersebut bersifat operasioanl dan sangat membantu proses pengembangan kurikulum tetapi pengertian yang diajukan tidak pernah lengkap. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis (Tanner, 1980).
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
  • Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
  • Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Selasa, 07 April 2015

Kurangnya Pemerataan Pendidikan Indonesia

     Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Di Indonesia, tidaklah menjadi hal yang tabu bahwa pada bidang pendidikan mengalami banyak permasalahan. Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia, seperti masalah pemerataan pendidikan yang tidak merata.
      Pengertian dari masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Pemerataan pendidikan telah mendapat perhatian sejak lama terutama di negara-negara berkembang. Hal ini tidak terlepas dari makin tumbuhnya kesadaran bahwa pendidikan merupakan peran penting dalam pembangunan bangsa.
     Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Saat ini kondisi pendidikan di Indonesia masih belum merata. Misalnya saja di kota-kota besar sarana dan prasarana pendidikan disana sudah sangat maju. Sedangkan di desa-desa hanya mengandalkan sarana dan prasarana seadanya. Bukan hanya masyarakat di desa saja yang masih tertinggal pendidikannya. Daerah-daerah di Indonesia timur bukan hanya sarana dan prasarana yang kurang tapi juga kurangnya tenaga pengajar sehingga sekolah-sekolah disana masih membutuhkan guru-guru dari daerah-daerah lain. Walaupun ada warga negara Indonesia yang tinggal di kota-kota besar tapi karena mereka termasuk ke dalam warga negara yang kurang mampu sehingga mereka tidak bisa merasakan pendidikan. Banyak anak-anak yang masih di bawah umur sudah bekerja untuk membantu orang tua mereka dalam mempertahankan hidupnya.
     Padahal, bagi anak-anak di bawah umur sangatlah membutuhkan pendidikan minimal sekali adalah sekolah dasar, sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
      Tentunya, untuk mengatasi masalah pemerataan pendidikan pemerintah telah mengupayakan berbagai cara agar pendidikan di Indonesia merata sejak tahun 1984. Seperti mulai dari pemerataan pendidikan sekolah dasar, selanjutnya diikuti dengan wajib belajar 9 tahun sejak 2 Mei tahun 1994. Wajib belajar 9 tahun direncanakan tuntas pada tahun 2008, serta menyebar lulusan guru-guru ke daerah-daerah yang masih minim tenaga pengajarnya dan banyak lagi program-program yang pemerintah lakukan.
Sudah banyak dari program-program pemerintah tersebut yang berhasil, namun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah tidak semuanya berhasil. Masih banyak upaya pemerintah yang kurang berhasil bahkan bisa juga disebut gagal dalam pelaksanaannya.
       Menurut saya masalah ini dapat sedikit diatasi dengan cara pada desa-desa terpencil yang sarana dan prasarana pendidikannya belum memadai itu lebih difokuskan, diadakan SD kecil pada daerah terpencil, Sistem guru kunjung, SMP terbuka, Kejar paket A dan b, Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka, selain itu semua pihak harus turun tangan langsung, selain pengiriman guru-guru dan barang-barang untuk menunjang pendidikan, tetapi harus ada pihak yang memberikan arahan kepada masyarakat baik orang tua dan anak-anak betapa pentingnya memperoleh pendidikan. Karena tidak semua masyarakat menyadari arti dari pendidikan.
       Dapat diambil kesimpulan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum tercapai, selain sarana dan prasarana yang belum memadai diberbagai daerah-daerah juga kesadaran masyarakat Indonesia tentang pendidikan masih kurang.  Padahal,  pemerataan pendidikan di Indonesia itu sangatlah penting. Padahal telah banyak cara yang ditempuh agar pendidikan merata di setiap daerah. Tentunya, kita semua berharap bahwa Indonesia menjadi negara yang memiliki SDM berkualitas, berpendidikan serta berpotensi. Karena bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki generasi yang cerdas dan berpotensi.

Referensi :
http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/19/kurangnya-pemerataan-pendidikan-indonesia-669344.html